Selasa, 26 Mei 2020

Teknik Budi Daya Padi Gogo


        
Penulis : Rasidi, SP
BPP Pagerwojo

        Varietas padi gogo lokal yang banyak ditanam di Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung dan masih diminati oleh petani karena daya adaptifnya yang baik antara lain: varietas Segreng, Melati, dan lain-lain
Varietas-varietas lokal umumnya selain berumur panjang, potensi hasilnya rendah sekitar 2 ton GKG/ha. Namun kelebihannya varietas lokal mempunyai rasa enak yang sesuai dengan etnis daerah setempat.
        Selain itu varietas lokal toleran terhadap keadaan lahan yang marjinal, tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit, memerlukan masukan (pupuk dan pestisida) yang rendah, serta pemeliharaan mudah dan sederhana.
Varietas baru yang mulai ditanam oetani adalah Siutu Bagendit, Inpago,  namun kelemahannya sering terserang penyakit potong leher


Syarat Tumbuh
Dua syarat tumbuh utama padi gogo adalah iklim dan keadaan tanahnya, serta interaksi antara keduanya.
1. Iklim
Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan menegah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C.
Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Indonesia memiliki panjang radiasi matahari kurang lebih 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan.
2. Tanah
Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya.
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0-30 cm.
Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak.
Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. Sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn.

Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah untuk pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang musim penghujan. Pengolahan tanah dilakukan sesuai kondisi lahan. Pada prinsipnya pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman, yaitu menciptakan keseimbangan antara padatan, aerasi dan kelembaban tanah.

Ada lahan yang perlu pengolahan tanah sedikit (minimum tillage) atau bahkan tidak perlu pengolahan tanah (zerro tillage) seperti tanah podzolik merah Kuning di Kecamatan Pagerwojo yang memiliki tingkat kemiringan > 10%. Karena jika dilakukan pengolahan tanah justru akan merugikan disamping menambah biaya juga menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi sehingga kesuburannya menurun.
Demikian pula hasil padi yang diperoleh antara sistem olah tanah sempurna dengan oleh tanah minimum tidak berbeda nyata, sehingga sistem olah tanah minimum lebih ekonomis. Cara pengolahan tanah adalah sebagai berikut:
1. Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki gampengan dan saluran drainase.
2. Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.
3. Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha.
4. Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan.
5. Tanah dibiarkan sampai hujan turun.

Penanaman
Penanaman padi gogo pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu:
1. Cara tanam disebar
Cara tanam ini dilakukan dengan menyebar rata diatas permukaan tanah atau lahan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kebutuhan benih pada cara ini biasanya lebih banyak dibandingkan cara yang lain, yaitu berkisar 60-70 kg/ha. Cara tanam ini mempunyai keuntungan tenaga kerja tanam yang dibutuhkan sedikit. Kelemahan dari cara ini antara lain:
  • Memerlukan benih lebih banyak.
  • Resiko benih dimakan hama lebih tinggi, karena di permukaan.
  • Tanaman lebih peka terhadap kekeringan atau kekurangan air.
  • Resiko benih hanyut jika terjadi hujan lebat lebih tinggi.
  • Lebih sulit dalam perawatan, termasuk pengendalian gulma.
Untuk mengurangi resiko atau kelemahan tersebut maka perlu dilakukan antisipasi seperti pembuatan saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk mencegah genangan air.
Guna mengendalikan rumput sebaiknya diaplikasikan herbisida pra tumbuh sebelum sebar benih. Penggunaan seed treatment untuk menanggulangi hama.

2. Cara tanam alur
Lahan yang telah dipersiapkan dibuat alur-alur sedalam 3-4 cm, dengan jarak antar alur 20-25 cm. Kemudian dalam alur tersebut disebarkan benih padi secara iciran, artinya benih padi dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur sedemikian rupa sehingga benih jatuh dalam alur tersebut secara merata. Setelah itu benih dalam alur ditutup kembali dengan tanah. Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar antara 40-50 kg/ha, jadi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem sebar.

3. Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang-lubang tanam dengan menggunakan tugal. Pada umumnya untuk pertanaman padi gogo menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm.
Setelah lubang bekas tugal terbentuk kemudian 3-5 butir benih dimasukkan ke dalam setiap lubang tanam dan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah. Sebaiknya sebelum ditanam benih direndam sekitar 6-12 jam, kemudian diperam sekitar 6-12 jam.
Pada cara tanam dengan tugal ini kebutuhan benihnya sekitar 30 kg/ha, dan perawatan tanaman akan lebih mudah. Oleh karena itu cara ini yang paling banyak dipraktekkan oleh petani meskipun memerlukan tenaga kerja tanam lebih banyak dibandingkan cara sebat atau alur.
Jarak tanam atau jarak antar larik dan jumlah benih/lubang/ha sangat tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan kualitas benih yang ditanam. Semakin subur tanah, jarak tanam dapat semakin rapat.
Demikian pula, semakin baik kualitas benih, maka semakin sedikit jumlah benih yang diperlukan. Jarak tanam, jumlah benih dan cara tanam dapat berpengaruh terhadap hasil padi gogo di lahan kering.

Pemeliharaan
1. Penyiangan
Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.

2. Pemupukan
Pupuk yang digunakan dalam budidaya padi gogo sebaiknya dikombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang atau kompos), dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.
Sedangkan pemberian pupuk anorganik yang dapat menyediakan hara dalam waktu cepat, pada dosis yang sesuai kebutuhan tanaman berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil.
Pupuk organik diaplikasikan pada saat penyiapan lahan. Pupuk ini dipakai untuk meningkatkan kandungan C organik tanah dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme tanah. Dosis pupuk pada pertanaman padi gogo harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya.
Jenis pupuk anorganik yang diberikan berupa Pupuk yang digunakan petani adalah pupuk Urea sebanyak 120 kg/ha dan Phonska sebanyak 400 kg/ha
Pupuk diberikan 3 kali, yaitu 1) Umur 7-14 hari setelah tanam (HST), menggunakan pupuk Urea sebanyak 20 kg/ha dan Phonska sebanyak 60 kg/ha, 2) Umur 35-42 HST, menggunakan pupuk Urea 60 kg/ha dan Phonska 120 kg/ha, dan 3) Umur 55 HST, menggunakan pupuk Urea 40 kg/ha dan Phonska 220 kg/ha. Pemupukan diberikan dengan
cara ditugal di antara larikan tanaman. kemudian ditutup kembali dengan tanah untuk mencegah kehilangan unsurnya.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan sesuai dengan jenis dan tingkat serangan.
Hama dan penyakit yang sering menyerang adalah penyakit Blas/ potong laher dan penyakit inindapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida yang disemprotkan pada daun dan tangkai malai padi.

Panen
Umur panen padi gogo bervariasi tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada fase masak panen yang dicirikan dengan kenampakkan >90% gabah sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau dan kadar air gabah 21-26 %.
Panen yang dilakukan pada fase masak lewat panen, yaitu pada saat jerami mulai mengering, pangkal mulai patah, dapat mengakibatkan banyak gabah yang rontok saat dipanen.
Sebelum pemanenan, dilakukan pengeringan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi.
Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar, sedangkan dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar. Perontokan hasil panen menggunakan pedal thresher.
Perontokan dengan pengebotan (memukul-mukul batang padi pada papan) sebaiknya dihindari karena kehilangan hasilnya cukup besar, bisa mencapai 3,4%. Kegiatan yang dilakukan pasca panen seperti berikut:
1. Perontokan. Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak (sekitar 60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (sekitar 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok, waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
2. Pembersihan. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
3. Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14%. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman.
4. Penyimpanan. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller)