Senin, 02 Mei 2016

MERANGSANG PEMBUNGAAN MPTS ALPUKAT

Seringkali kita menjumpai tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species/Spesies Tanaman Multi Guna) Alpukat yang sudah dewasa tetapi belum juga berbunga.  Atau dari tahun ke tahun frekuensi pembungaannya tidak stabil, kadang tahun ini berbunga, tahun berikutnya tidak berbunga.  Kondisi seperti ini jika dibiarkan akan merugikan petani dan keluarganya, mengingat biaya, waktu dan tenaga yang sudah dicurahkan untuk menunggu masa memetik hasil.
Tulisan ini berusaha memaparkan teknik merangsang pembungaan pada tanaman MPTS Alpukat dengan mengkombinasikan pengelolaan lahan,  fisiologi tanaman, mikrobiologi dan kemajuan teknologi.

Sebagaimana kita ketahui kondisi lahan kering di pegunungan umumnya miring, sehingga erosi lapisan permukaan tanah selalu terjadi setiap tahun.  Erosi tersebut sering diperparah oleh sikap petani pemilik lahan yang tak acuh dengan upaya konservasi, misalnya untuk mengejar kebutuhan pakan ternak, lahan hanya ditanami rumput gajah tanpa tanaman tahunan baik berupa tanaman kayu maupun MPTS.  Sering pula kita jumpai lahan miring yang tidak memiliki saluran pembuangan air dan bahkan sangat jarang lahan yang memiliki rorak, atau hampir tidak ada sama sekali.  Ketika hujan deras, air jatuh dengan kencang menerpa permukaan tanah (karena tidak ada tajuk pepohonan yang menghalanginya menerpa langsung permukaan tanah) kemudian menuruni setiap bidang olah lahan dengan kencang (karena tidak ada rorak dan tidak ada saluran pembuangan air).  Akibatnya lapisan subur yang banyak mengandung bakteri efektif pengubah kation (unsur hara dalam bentuk ikatan molekul bermuatan positif yang belum bisa diserap oleh tanaman) menjadi anion (unsur hara dalam bentuk ikatan molekul bermuatan negatif yang siap diserap oleh tanaman)  ikut terbawa air hujan ke bawah, kemudian ke sungai  dan terbuang sia-sia ke hilir.
Kondisi tersebut berakibat  pada sangat kurangnya jumlah bakteri efektif pada lapisan tanah atas di pegunungan, umumnya tanah di pegunungan memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi dan kurangnya air tanah pada tanah-tanah di pegunungan pada musim kemarau (karena tidak ada akar tanaman tahunan yang bisa mengikat air di dalam tanah).
Kebiasaan petani yang tidak mau melakukan pemangkasan dan tidak mau  memupuk tanaman MPTS Alpukat yang dimiliki juga menjadi penyebab sulitnya tanaman berbunga.
Untuk mampu berbunga, disamping tanaman harus sudah cukup umur (untuk MPTS Alpukat asal biji minimal harus berumur 5 tahun), ketersediaan unsur hara P dan K di dalam tanah juga harus cukup.  Selain itu jumlah bakteri efektif yang mengubah unsur hara dari kation menjadi anion juga harus cukup banyak, agar pupuk yang diberikan bisa diserap sebagian besarnya oleh tanaman (pemberian pupuk efisien).  Pada tanah-tanah asam berdasarkan penelitian paling banyak hanya 40 % unsur hara yang bisa diserap oleh tanaman dari kadar total unsur hara yang dikandung oleh pupuk itu.  Misalnya 1 kg pupuk SP-36 yang mengandung 36 % unsur P maksimal hanya 40% X 36 % X 1.000 gram = 144 gram unsur P yang bisa diserap tanaman pada tanah asam.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut maka tanaman MPTS Alpukat dapat dirangsang pembungaannya dengan cara :
1.  Mempersiapkan kondisi tanah tempat tumbuhnya agar memiliki keasaman tanah yang netral dengan menambahkan kapur pertanian (dolomite-ingat dolomite bukan dolosit).
2.   Menambah jumlah bakteri efektif pengubah kation menjadi anion dalam jumlah yang cukup banyak dengan memberikan pupuk organik yang dalam proses pembuatannya telah ditambahkan bakteri efektif disamping bakteri pengurai.
3.   Mengupayakan tersedianya air tanah dalam jumlah yang cukup dengan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah.
4.   Mencegah penyerapan makanan hasil fotosintesis di daun yang terkena matahari oleh ranting-ranting tidak berguna  dengan melakukan pemangkasan secara rutin terhadap ranting yang tumbuh mengarah ke dalam, ranting yang tumbuh bersilangan, tunas-tunas air dan tunas-tunas liar yang tumbuh di bawah percabangan dahan utama.
5.     Melakukan pemupukan dengan pupuk kimia sesuai umur tanaman secara rutin pada tiap awal dan akhir musim penghujan.
6.       Memanfaatkan hormon tanaman untuk memicu pembungaan.

Dosis pemupukan tanaman MPTS Alpukat dewasa tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1.  Dosis Pemupukan Tanaman MPTS Alpukat Menghasilkan (Tanaman Dewasa) 
Umur Tanaman
(tahun)
Phonska
(kg/btg)
1
2
5
6.25
6
7,00
7
8,40
> 7
10,00
       Sumber :  Data sekunder diolah
Cara pemberian pupuk dengan membagi dua dosis tercantum pada Tabel 1 dan dipupukkan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim penghujan.  Pupuk dmasukkan ke dalam lubang-lubang sedalam 15-20 cm yang dibuat mengelilingi tanaman tepat di bawah tajuk terluar tanaman.   
Jika kondisi terbaik pada tanah dan batang tanaman telah dipersiapkan, maka bisa digunakan bahan pemicu pembungaan berupa hormon tanaman.  Namun sebelum digunakan harus dipastikan tanaman dalam kondisi siap dengan cara melihat warna daun pada ujung cabang, jika daun pada ujung cabang semuanya sudah berwarna hijau (tidak merah) itu merupakan tanda bahwa tanaman sudah siap memasuki fase generatif dan siap dibungakan.  Hormon yang digunakan salah satunya adalah Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman.        
NAA disemprotkan dengan konsentrasi 5-10 ppm (ppm artinya part per million, yaitu bagian per sejuta, jadi 10 ppm sama dengan 0,01 mL NAA per 1.000mL air, 1.000 mL air = 1 L air).
 Larutan NAA dengan konsentrasi 5-10 ppm disemprotkan pada seluruh bagian tanaman dan bagian bawah daun pada pagi atau sore hari dengan harapan 5 jam sesudahnya tidak terkena air hujan.
Sebenarnya dengan pemeliharaan secara rutin dengan benar pada tanaman MPTS Alpukat sudah cukup untuk memicu pembungaan, tetapi kadang ada kondisi dimana tanaman siap memasuki fase generatif (produksi bunga dan buah) sedangkan kita tidak memperhatikan sehingga tanaman kembali masuk ke fase vegetatif.  Jika pemeliharaan rutin sudah dilakukan dengan benar, ketika kita mengetahui bahwa tanaman siap memasuki fase generatif, cukup diberikan pupuk dengan kadar P dan K tinggi serta dikocorkan larutan bakteri efektif , tanaman biasanya akan mudah memunculkan bunga.
*****
Sumber :
Nugroho, W.      Leaflet Pemeliharaan MPTS Alpukat, 2015, Tulungagung, tanpa penerbit

Penulis                 :  Wido Nugroho, SP       Penyuluh Kehutanan Muda  BPP Pagerwojo

Editor                    :  Rasidi, SP                     Koordinator Penyuluh BPP Pagerwojo

4 komentar:

mengatakan...

Blog kamu sangat keren gan. Jika butuh motor atau membeli motor baru area Tulungagung,Kediri Dan Trenggalek. Datang ke dealer kami www.guskecil.top

Unknown mengatakan...

Cermat,teliti ,hati2 dalam segala hal ,

Unknown mengatakan...

Ga takut tiba tiba datang uang banyak

Unknown mengatakan...

Terima kasih artikel ini sangat mengispirasi saya sebagai petani alpukat.