Jumat, 30 Oktober 2015

PEMELIHARAAN TANAMAN MINDI

Produksi dan mutu kayu Mindi yang dihasilkan hutan rakyat umumnya masih seadanya, karena setelah penanaman bibit umumnya petani tidak pernah melakukan pemeliharaan. 

Tulisan ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk meningkatkan hasil dan mutu kayu mindi produksi hutan rakyat melalui penerapan teknik pemeliharaan tanaman yang tepat.

A.      Pemupukan

Pemupukan pada tanaman Mindi dapat mengikuti dosis pemupukan pada tanaman Sengon, yaitu 30 gram NPK/Phoska per tanaman pada tahun pertama, 50 gram NPK/Phoska per tanaman pada tahun kedua, 100 gram NPK/Phoska per tanaman pada tahun ketiga dan 200 gram NPK/Phoska per tanaman pada tahun keempat.
Adapun cara pemberiannya dengan ditugalkan atau pada alur sedalam 20 cm berjarak 1,5 meter melingkari pangkal batang.
Pupuk tersebut diberikan sebanyak 2 kali setiap tahun, yaitu pada awal dan menjelang akhir musim penghujan.

B.    Pemangkasan

Cabang tua tanaman Mindi biasanya akan mengering dan luruh/rontok dengan sendirinya, sehingga sebenarnya tanaman Mindi tidak memerlukan pemangkasan. 

Namun karena proses luruh/rontoknya ranting memerlukan waktu yang cukup lama dari sejak tumbuhnya ranting hingga mengering dan luruh, maka jika sebelum luruh dikehendaki kondisi kebun yang tidak terlalu lembab, misalnya ketika pada lahan tersebut tidak hanya ditanami Mindi tetapi juga Sengon, dimana untuk mengurangi resiko serangan penyakit karat puru Sengon diperlukan sirkulasi udara yang baik  di kebun (agar udara tidak terlalu lembab), maka pemangkasan cabang dapat dilakukan tanpa menunggu cabang menua.

Pemangkasan hendakya menggunakan gergaji tajam dengan memotong pada pangkal cabang sedekat mungkin dengan batang utama tetapi tidak boleh mengenai/memotong bagian yang membesar pada pangkal cabang.

Setelah pemangkasan, bekas potongan dapat ditutup dengan cat.


C.    Penyiangan

Gulma (tumbuhan pengganggu) seperti tumbuhan merambat, semak, atau rumput di sekitar tanaman   harus dibersihkan secara rutin, setidaknya setiap 4 bulan sekali, karena gulma merupakan pesaing tanaman dalam memperoleh cahaya, air, dan unsur hara dari dalam tanah

Pembersihan gulma akan lebih berhasil (lebih efektif ) jika tanaman mindi ditumpangsarikan dengan tanaman pertanian. Pengolahan lahan pada tanaman pertanian sekaligus menjadi kegiatan pembersihan gulma.


D.    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

OPT berupa hama utama yang menyerang tanaman mindi adalah penggerek pucuk Hypsipyla robusta Moore dan penggerek batang Xyleborus ferrugineus.

Pengendalian kedua hama tersebut dengan penyuntikan insektisida Nuvacron 20 SCW, Dimecron 50 SCW dan Gusadrin 15 WSC.  


 Gambar 1.  Larva Hypsipyla robusta Moore dan kerusakan pucuk Mindi akibat     serangannya


Gambar 2.  Bentuk dewasa  Hypsipyla robusta Moore


Gambar 3. Bentuk dewasa Xyleborus ferrugineus penggerek batang Mindi



E.    Penjarangan

Pola penjarangan terhadap hutan rakyat Mindi yang ditanam monokultur dapat mengikuti pola penjarangan pada tanaman Sengon.  Intinya pada tahun keempat setelah tanam, jumlah tanaman Mindi disisakan menjadi tinggal 400 batang per hektar.


F.    Pemanenan

Pemanenan dilakukan ketika tanaman Mindi berumur 8-10 tahun, dimana akan dihasilkan log kayu dengan garis tengah di atas 30 cm (A3).


Gambar 4.  Pohon Mindi



Gambar 5.  Serat kayu Mindi



Gambar 6.  Contoh mebel berbahan dasar kayu Mindi



 *****



Penulis     :  Wido Nugroho, SP (Penyuluh Kehutanan Lapangan Kec.Pagerwojo)
Editor       :  Rasidi, SP  (Koordinator Penyuluh BPP Pagerwojo)

SUMBER RUJUKAN

-Anonim, Mindi, tanpa penerbit, tanpa kota , tanpa tahun, file pdf, 4 halaman
-http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/pyra/robust.html, diakses 26 Agustus 2015 pukul 19.36 WIB
-http://eol.org/pages/652839/overview, diakses 26 Agustus 2015 pukul 19.56 WIB
-http://treesforforestindustry.blogspot.co.id/2010/08/mindi-tree.html, diakses 26 Agustus 2015 pukul 20.15 WIB

1 komentar:

Nirmala mengatakan...

kalo ada info seputar penjual kayu mindi bisa share ke nomor : 085 326 022 911