Penulis : Rasidi, SP
BPP Pagerwojo
Varietas padi gogo lokal
yang banyak ditanam di Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung dan masih
diminati oleh petani karena daya adaptifnya yang baik antara lain: varietas Segreng,
Melati, dan lain-lain
Varietas-varietas lokal
umumnya selain berumur panjang, potensi hasilnya rendah sekitar 2 ton GKG/ha.
Namun kelebihannya varietas lokal mempunyai rasa enak yang sesuai dengan etnis
daerah setempat.
Selain itu varietas lokal
toleran terhadap keadaan lahan yang marjinal, tahan terhadap beberapa jenis
hama dan penyakit, memerlukan masukan (pupuk dan pestisida) yang rendah, serta
pemeliharaan mudah dan sederhana.
Varietas baru yang mulai
ditanam oetani adalah Siutu Bagendit, Inpago,
namun kelemahannya sering terserang penyakit potong leher
Syarat Tumbuh
Dua syarat tumbuh utama
padi gogo adalah iklim dan keadaan tanahnya, serta interaksi antara keduanya.
1. Iklim
Padi gogo memerlukan air
sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut hanya mengandalkan curah
hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan menegah sampai
daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata-rata curah hujan
yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000
mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau
produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan,
walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
Di dataran rendah padi
memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan
di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C.
Tanaman padi memerlukan
penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Indonesia memiliki panjang radiasi
matahari kurang lebih 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari
pada musim penghujan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan.
2. Tanah
Padi gogo harus dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang lebih berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau
dengan kata lain kesuburannya.
Untuk pertumbuhan tanaman
yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian
mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan
tanah setebal 0-30 cm.
Struktur tanah yang cocok
untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi
mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan
air yang tersedia diperlukan cukup banyak.
Sebaiknya tanah tidak
berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5
sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan
kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. Sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0
dapat mengalami kekahatan Zn.
Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah untuk
pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang musim penghujan. Pengolahan
tanah dilakukan sesuai kondisi lahan. Pada prinsipnya pengolahan tanah
dilakukan untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman,
yaitu menciptakan keseimbangan antara padatan, aerasi dan kelembaban tanah.
Ada lahan yang perlu
pengolahan tanah sedikit (minimum tillage) atau bahkan tidak perlu pengolahan
tanah (zerro tillage) seperti tanah podzolik merah Kuning di Kecamatan
Pagerwojo yang memiliki tingkat kemiringan > 10%. Karena jika dilakukan
pengolahan tanah justru akan merugikan disamping menambah biaya juga
menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi sehingga kesuburannya menurun.
Demikian pula hasil padi
yang diperoleh antara sistem olah tanah sempurna dengan oleh tanah minimum
tidak berbeda nyata, sehingga sistem olah tanah minimum lebih ekonomis. Cara
pengolahan tanah adalah sebagai berikut:
1. Lahan dibersihkan dari
tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki gampengan dan saluran drainase.
2. Tanah dibajak dua kali
pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.
3. Pemupukan organik
diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha.
4. Untuk menghaluskan
tanah, tanah digaru lalu diratakan.
5. Tanah dibiarkan sampai
hujan turun.
Penanaman
Penanaman padi gogo pada
dasarnya dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu:
1. Cara tanam disebar
Cara tanam ini dilakukan
dengan menyebar rata diatas permukaan tanah atau lahan yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu. Kebutuhan benih pada cara ini biasanya lebih banyak
dibandingkan cara yang lain, yaitu berkisar 60-70 kg/ha. Cara tanam ini
mempunyai keuntungan tenaga kerja tanam yang dibutuhkan sedikit. Kelemahan dari
cara ini antara lain:
- Memerlukan benih lebih banyak.
- Resiko benih dimakan hama lebih
tinggi, karena di permukaan.
- Tanaman lebih peka terhadap
kekeringan atau kekurangan air.
- Resiko benih hanyut jika
terjadi hujan lebat lebih tinggi.
- Lebih sulit dalam perawatan,
termasuk pengendalian gulma.
Untuk mengurangi resiko
atau kelemahan tersebut maka perlu dilakukan antisipasi seperti pembuatan
saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk
mencegah genangan air.
Guna mengendalikan rumput
sebaiknya diaplikasikan herbisida pra tumbuh sebelum sebar benih. Penggunaan
seed treatment untuk menanggulangi hama.
2. Cara tanam alur
Lahan yang telah dipersiapkan
dibuat alur-alur sedalam 3-4 cm, dengan jarak antar alur 20-25 cm. Kemudian
dalam alur tersebut disebarkan benih padi secara iciran, artinya benih padi
dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur sedemikian rupa sehingga
benih jatuh dalam alur tersebut secara merata. Setelah itu benih dalam alur
ditutup kembali dengan tanah. Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar
antara 40-50 kg/ha, jadi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem sebar.
3. Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan
yang sudah siap dibuat lubang-lubang tanam dengan menggunakan tugal. Pada
umumnya untuk pertanaman padi gogo menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm.
Setelah lubang bekas
tugal terbentuk kemudian 3-5 butir benih dimasukkan ke dalam setiap lubang
tanam dan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah. Sebaiknya sebelum ditanam
benih direndam sekitar 6-12 jam, kemudian diperam sekitar 6-12 jam.
Pada cara tanam dengan
tugal ini kebutuhan benihnya sekitar 30 kg/ha, dan perawatan tanaman akan lebih
mudah. Oleh karena itu cara ini yang paling banyak dipraktekkan oleh petani
meskipun memerlukan tenaga kerja tanam lebih banyak dibandingkan cara sebat
atau alur.
Jarak tanam atau jarak
antar larik dan jumlah benih/lubang/ha sangat tergantung pada tingkat kesuburan
tanah dan kualitas benih yang ditanam. Semakin subur tanah, jarak tanam dapat
semakin rapat.
Demikian pula, semakin
baik kualitas benih, maka semakin sedikit jumlah benih yang diperlukan. Jarak
tanam, jumlah benih dan cara tanam dapat berpengaruh terhadap hasil padi gogo di
lahan kering.
Pemeliharaan
1. Penyiangan
Dilakukan secara mekanis
dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berumur 3-4 minggu
dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2
minggu sebelum muncul malai.
2. Pemupukan
Pupuk yang digunakan
dalam budidaya padi gogo sebaiknya dikombinasikan antara pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang atau kompos), dapat
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.
Sedangkan pemberian pupuk
anorganik yang dapat menyediakan hara dalam waktu cepat, pada dosis yang sesuai
kebutuhan tanaman berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil.
Pupuk organik
diaplikasikan pada saat penyiapan lahan. Pupuk ini dipakai untuk meningkatkan
kandungan C organik tanah dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme tanah.
Dosis pupuk pada pertanaman padi gogo harus disesuaikan dengan tingkat
kesuburan tanahnya.
Jenis pupuk anorganik
yang diberikan berupa Pupuk yang digunakan petani adalah pupuk Urea sebanyak
120 kg/ha dan Phonska sebanyak 400 kg/ha
Pupuk diberikan 3 kali,
yaitu 1) Umur 7-14 hari setelah tanam (HST), menggunakan pupuk Urea sebanyak 20
kg/ha dan Phonska sebanyak 60 kg/ha, 2) Umur 35-42 HST, menggunakan pupuk Urea
60 kg/ha dan Phonska 120 kg/ha, dan 3) Umur 55 HST, menggunakan pupuk Urea 40
kg/ha dan Phonska 220 kg/ha. Pemupukan diberikan dengan
cara ditugal di antara
larikan tanaman. kemudian ditutup kembali dengan tanah untuk mencegah
kehilangan unsurnya.
Pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) dilakukan sesuai dengan jenis dan tingkat serangan.
Hama dan penyakit yang
sering menyerang adalah penyakit Blas/ potong laher dan penyakit inindapat
dikendalikan dengan penyemprotan fungisida yang disemprotkan pada daun dan
tangkai malai padi.
Panen
Umur panen padi gogo
bervariasi tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan
pada fase masak panen yang dicirikan dengan kenampakkan >90% gabah sudah
menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit
gabah hijau dan kadar air gabah 21-26 %.
Panen yang dilakukan pada
fase masak lewat panen, yaitu pada saat jerami mulai mengering, pangkal mulai
patah, dapat mengakibatkan banyak gabah yang rontok saat dipanen.
Sebelum pemanenan,
dilakukan pengeringan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk
memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang
dialasi.
Panen dengan menggunakan
mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder panen dapat dilakukan
selama 15 jam untuk setiap hektar, sedangkan dengan Reaper harvester panen
hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar. Perontokan hasil panen menggunakan
pedal thresher.
Perontokan dengan
pengebotan (memukul-mukul batang padi pada papan) sebaiknya dihindari karena kehilangan
hasilnya cukup besar, bisa mencapai 3,4%. Kegiatan yang dilakukan pasca panen
seperti berikut:
1. Perontokan. Lakukan
secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak (sekitar 60 jam orang
untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (sekitar 16 jam orang untuk 1 hektar)
dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok,
waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan
7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
2. Pembersihan. Bersihkan
gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak
boleh lebih dari 3 %.
3. Jemur gabah selama 3-4
hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14%. Secara tradisional padi
dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering, kebersihan gabah lebih
terjamin daripada dijemur di halaman.
4. Penyimpanan. Gabah
dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari
hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller)
1 komentar:
Artikel keren. Kunjungi balik
Posting Komentar