TEMPAT TUMBUH
•
Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.) dapat tumbuh
baik pada :
-tanah-tanah aluvial yang lembap
-di hutan sekunder
di sepanjang bantaran sungai
-daerah transisi antara daerah
berawa
-daerah yang tergenang air secara permanen maupun secara periodik.
• Jenis ini
tumbuh baik pada berbagai jenis tanah,
terutama
pada tanah-tanah yang subur dan beraerasi baik
(Soerianegara dan Lemmens 1993).
•
Curah hujan di hutan alaminya 1.500-5.000 mm/tahun.
•
Dapat tumbuh di daerah kering CH 200 mm/tahun.
•
Tumbuh baik pada ketinggian 300 s.d 800 m dpl.
•
Di daerah khatulistiwa dijumpai pada
ketinggian 0 -1.000 m dpl (Martawijaya dkk, 1989).
•
Suhu maksimum 32-42 °C.
PENYIANGAN
• Dilakukan
setiap 3 bulan pada tahun pertama, lalu setiap 6 bulan pada tahun-tahun
berikutnya (Soerianegara dan Lemmens, 1993)
PEMUPUKAN
·
awal tanam: NPK 1 sendok makan
·
Tahun I : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 10 kg + NPK/Phonska
2,5 Ons.
·
Tahun II : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 20 kg + NPK/Phonska
7,5 Ons.
·
Tahun III : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 30 kg
PENJARANGAN
•
Untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik
bagi tanaman.
•
Penjarangan pertama pada umur 3 tahun.
•
Setiap berseling satu batang ditebang satu
batang.
•
Kriteria penjarangan adalah batang yang :
-bengkok
-tumbuh bercabang
banyak
-tumbuh menggarpu
-pertumbuhannya tidak normal/tertekan
-terserang hama/penyakit.
•
Jika ditujukan untuk produksi kayu
pertukangan, maka dilakukan penjarangan kedua pada umur 5 tahun, dan dipanen
total pada usia minimal 8 tahun agar kayu menjadi cukup keras.
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN
•
Penggerek akar, dengan
gejala berupa :
-ada bekas gerekan di kulit akar
-daun tiba-tiba layu
-akar menguning
-tanaman mati secara mendadak
•
diatasi dengan
menyiramkan insektisida berbahan aktif fipronil di sekitar daerah perakaran,
dosis mengikuti label.
•
Ulat grayak, dengan gejala serangan berupa daun
berlubang-lubang, kadang hingga tinggal tulang daun diatasi dengan menyemprotkan insektisida sistemik berbahan aktif BPMC atau Imidaklopir.
•
Hama pengisap daun, dengan gejala serangan ada bekas tusukan
berwarna coklat pada daun dan bagian atasnya menggulung atau mati dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida sistemik berbahan aktif BPMC atau Imidaklopir.
•
Belalang, memakan daun dan tunas muda sehingga tunas baru tumbuh
menyamping dikendalikan dengan insektisida sistemik berbahan aktif BPMC.
•
Rayap, menyerang batang dan akar, sehingga daun menguning dan
rontok dikendalikan dengan me-nyemprotkan insektisida sistemik berbahan aktif imidaklopir atau menggunakan agensia hayati Beauveria bassiana.
•
Busuk akar, daun menguning dan layu, terdapat benang-benang miselium
berwarna putih pada akar dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif benomyl, karbendazim atau triadimenol.
•
Busuk hati, gejala serangan berupa batang patah dan luka, tekstur
kayu menjadi lunak dan berserabut dikendalikan dengan mengoleskan ter atau fungisida karbendazim.
*****
Penulis : WIDO NUGROHO, SP - PKL Kecamatan Pagerwojo
Penyunting : RASIDI, SP - Koordinator Penyuluh Kecamatan Pagerwojo